topbella

Rabu, 27 Maret 2013

Terapi Humanistik Eksistensial


  Nama :  Hani Fithriani

 Kelas : 3PA05

 NPM : 19510266                                     

                                            “ TERAPI HUMANISTIK-EKSISTENSIAL”

 

Carl Rogers

Pendekatan HUMANISTIK-EKSISTENSIAL menekankan renungan – renungan filosofis tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh. Dalam pendekatan ini banyak sekali tokoh yang mengemukkan kebutuhan psikologi akan suatu perspektif yang lebih luas yang mencakup pengalaman subjektif klien atas dunia  pribadinya. yaitu : Bugental ( 1965) , Roger ( 1961) , Maslow ( 1968, 1970), dan Arbuckle ( 1975). Terapi eksintensial, berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling berkaitan. Pendekatan Humanistik Eksistensial memusatkan perhatian pada asumsi- asumsi filosofis yang melandasi terapi.                   





v  Konsep – konsep Utama
Pada dasarnya merupakan suatu pendekatan terhadap konseling dan terapi alih- ahli suatu model teoretis tetap. Terapi ekstensisal humanistic menenkankan kondisi – kondisi inti manusia. Perkembangan kepribadianyang normal berlandaskan keunikan masing – masing individu. Kesadaran diri berkembang sejak bayi. Determinasi diri dan kecenderungan kea rah pertumbuhan adalah gagasan – gagasan sentral. Psikopatologi adalah akibat dari kegagalan dalam mengaktualkan potensi. Pembedaan – pembedaan dibuat antara “ rasa bersalah eksistensial” dan rasa bersalah neurotic” serta antara “kecemasan eksistensial” dan “kecemasan neurotic”. Berfokus pada saat sekarang dan pada menjadi apa seorang itu, yang berate memiliki orientasi kemasa depan . ia menekankan kesadaran diri sebelum bertindak . ia adalah terapi eksperiensial.
v  Tujuan – tujuan terapi
Menyajikan kondisi – kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan. Menghapus penghambatan - penghambatan aktualisasi potensi pribadi. Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dengan memperluas kesadaran diri. Membantu klien agar bebas dan bertanggung jawab atas arah kehidupannya sendiri.
v  Hubungan Terapeutik
Tugas – tugas utama terapis adalah menangkap secara akurat ada dalam dunia klien serta menciptakan suatu pertemuan yang personal dan otenik dengan klien. Klien menemukkan keunikan diri dalam hubunganya dengan terapis . pertemuan antarmanusia, keberadaan hubungan terapis klien dan keotenikan pertemuan disini dan sekarang ditekankan. Baik klien maupun terapis  bisa berubah melalui pertemuan.
v  Teknik – teknik dan prosedur – prosedur
Hanya sedikit teknik oleh dikembangkan oleh terapis eksistensial humanistic, sebab pendekatan ini mendahulukan pemahaman alih – alih teknik. Terapis eksistensial humanistic bisa meminjam teknik – teknik dari pendekatan – pendekatan lain. Diagnosis, pengetesan dan pengukuran – pengukuran eksternal tidak dipandang penting. Pendekatan ini bisa menjadai sangat konfrontatif.
v  Penerapan – penerapan dan sumbangan – sumbangan
Model ini menyajikan suatu pendekatan bagi konseling dan terapis individual serta kelompok dan untuk menangani anak – anak dan para remaja, dan berguna untuk diintegrasikan kedalam praktek – praktek disekolah. Sumbangan utamanya adalah penekanan pada kebutuhan akan pendekatan subjektif yang berlandaskan suatu pandangan yang lengkap mengenai apa artinya menjadi manusia. Terapis eksistensial humanistic mengingatkan perlunya suatu pernyatan fiolosofis mengenai apa artinya menjadi pribadi.
v  Kekurangan dan kelebihan terapis humanistic eksistensial.
a.      Kelebihan
    1.        Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan    kepercayaan diri.
  1. Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri.
  2. Memanusiakan manusia.
b.      Kelemahannya
    1.        Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
  1. Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas.
  2. Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri)
  3. Memakan waktu lama.
Sumber     : Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Feist, Jess & Gregory J Feist. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sunardi ( 2008). Psikologi Konseling. Bandung: PLB FIP UPI. 



0 komentar:

Posting Komentar

 
FiHan© Diseñado por: Compartidisimo