Akulturasi Psikologis
Nama : Hany Fitriani
Kelas : 3 PA05
Npm : 19510266
Pengertian
Akulturasi adalah
suatu proses sosial yang timbul
manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing
itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Imran Manan, PhD, (1989; 9)
menyebutkan enkulturasi dalam arti luas, pendidikan termasuk ke dalam proses
umum, di mana seseorang anak bertumbuh diinisiasikan ke dalam cara hidup dari
masyarakatnya. Pendidikan mencakup setiap proses, kecuali yang bersifat genetic,
yang menolong membentuk pikiran, karakter, atau kapasitas fisik seseorang.
Proses tersebut berlangsung seumur hidup, karena kita harus mempelajari cara
berpikir dan bertindak yang baru dalam perubahan besar dalam hidup kita. Dalam
arti sempit pendidikan, adalah penanaman pengetahuan, keterampilan dan sikap
pada masing-masing generasi dalam menggunakan pranata-pranata, seperti
sekolah-sekolah yang sengaja diciptakan untuk tujuan tersebut. Istilah
pendidikan juga berarti disiplin ilmu (termasuk psikologi, sosiologi, sejarah,
dan filosofi pendidikan).
Proses akulturasi Psikologis
Pendidikan
di sekolah hanya merupakan salah satu alat enkulturasi - pendidikan yang lain,
mencakup keluarga, gereja, kelompok sebaya dan media masa masing-masing dengan
nilai-nilai dan tujuan-tujuannya sendiri. Demikian pula pendidik mungkin ingin
menanamkan kualitas tertentu pada anak-anak, seperti berpikir bersih dan
pertimbangan bebas, namun pendidik terbatas kesanggupan untuk berbuat demikian
karena kenyataannya badan-badan lain mungkin membentuk anak secara berbeda.
Televisi, umpamanya, kadang-kadang berusaha memberi informasi, tetapi
kebanyakan TV memberi hiburan, kadang-kadang sensasi, dan secara tetap
"menjualkan" melalui insinuasi, penonjolan, dan bujukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
akulturasi
Terjadinya akulturasi adalah perubahan
sosial budaya dan struktur sosial serta pola budaya dalam suatu masyarakat.
Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam
setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar
manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Secara garis besar, ada dua faktor yang
menyebabkan akulturasi dapat terjadi, yaitu:
1.
Faktor Intern :
© Bertambah
dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi).
© Adanya
penemuan baru. Discovery : penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya
belum pernah ada.
© Invention :
penyempurnaan penemuan baru.
© Innovation : pembaruan atau penemuan baru
yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau
mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan
kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat.
© Konflik yang terjadi dalam masyarakat.
© Pemberontakan atau revolusi
2.
Faktor Ekstern :
v Perubahan
alam
v Peperangan
Pengaruh kebudayaan lain
melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi(pembauran
antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi(pembauran
antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama
tidak tampak lagi).
Faktor-faktor yang memperkuat potensi
akulturasi dalam taraf individu adalah faktor-faktor kepribadian seperti
toleransi, kesamaan nilai, mau mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan
dan sebagainya. Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih
mudah mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai.
Jadi, akulturasi psikologis adalah
akulturasi yang terjadi pada psikologis seseorang atau suatu mayarakat,
misalnya seseorang yang merantau akan terpengaruh dengan budaya yang ada
ditempatnya merantau secara psikologis, seperti pola berpikir atau sifatnya,
tetapi tidak membuat ia berubah seutuhnya menjadi seperti orang-orang asli
ditempat tersebut.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar