Nama : Hani Fithriani
Kelas : 3PA05
Npm : 19510266
"Person Centered
Therapy"
Carl Rogers mengembangkan terapi client-
centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan –
keterbatasan mendasar dari Psikoanalisis. Pendekatan client- centered adalah cabang khusus dari terapi Humanistik yang
menggaris bawahi tindakan mengalami klien berikut dunia subjektif dan
fenomenal. Terapi berfungsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan pribadi
kliennya dengan jalan membantu kliennya itu dalam menemukan kesanggupan-
kesanggupan untuk memecahkan masalah – masalah.
A.
Filsafat – filsafat dasar
Memandang manusia secara positif, manusia memiliki suatu kecenderungan
kearah menjadi berfungsi penuh. Dalam konteks hubungan terapeutik, klien
mengalami perasaan – perasaan yang sebelumnya di ingkari. Klien
mengaktualkan potesi dan bergerak kea
rah meningkatkan kesadaran , spontanitas, kepercayaan kepada diri , dan
keterarahan dalam.
B.
Konsep – konsep utama terapi client- centered
Klien memiliki kemampuan untuk
menjadi sadar atas masalah – masalahnya serta cara – cara mengatasinya.
Kepercayaan diletakkan pada kesangupan klien untuk mengarahkan dirinya sendiri.
C.
Tujuan – tujuan terapi client- centered
Menyediakan suatu iklim yang aman dan kondusif bagi eksplorasi diri klien
sehingga ia mampu menyadari penghambatan – penghambatan pertumbuhan dan aspek –
aspek pengalaman diri yang sebelumnya di ingakari atau didisiorsinya. Membantu
klien agar mampu bergerak kea rah keterbukaan terhadap pengalaman serta
meningkatkan spotanitas dan perasaan hidup.
D.
Hubungan terapeutik
Hubungan terapis – klien sangat penting. Kualitas- kualitas terapis yang
mencakup kesejatian, kehangatan, empati yang akurat , respek , sikap permisif,
dan kemampuan mengomunikasikan sikap – sikap tersebut kepada klien, ditekankan.
Klien menggunakan hubungan yang nyata dengan terapis itu untuk menerjemahkan
belajar diri kedalam hubungan – hubungan yang lain.
E.
Teknik – teknik terapi
Pendekatan ini menggunakan teknik – teknik, tetapi menitikberatkan sikap
– sikap terapis. Teknik – teknik dasar mencakup mendengar aktif, merefleksikan
perasaan – perasaan , menjelaskan dan “hadir” bagi klien. Dukungan dan
pemberian keyakinan bisa digunakan jika layak. Pendekatan ini tidak memasukkan
pengetesan diagnostic, penafsiran, kasus sejarah, dan beratnya atau menggali
informasi.
F.
Penerapan – penerapan dan sumbangan – sumbangan
Pendekatan ini bisa diterapkan secara luas pada konseling dan terapi
individual serta kelompok bagi pengajaran yang terpusat pada siswa. Sumbangan unik
dari pendekatan ini adalah menjadikan klien mengambil sikap aktif dan memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan jalannya terapi. Pendekatan ini menentang
peran terapis tradisional yang umumnya menggunakan teknik – teknik diagnosis,
menggali dan menafsirkan serta menentang pandangan yang melihat terapis sebagai
ahli.
G.
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan
Pemusatan
pada klien dan bukan pada therapist
Identifikasi
dan hubungan terapi sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian.
Lebih
menekankan pada sikap terapi daripada teknik.
Klien memiliki pengalaman positif dalam terapi ketika
mereka fokus dalam menyelesaiakan masalahnya.
Klien
merasa mereka dapat mengekpresikan dirinya secara penuh ketika mereka
mendengarkan dan tidak dijustifikasi
Kekurangan
Tidak cukup sistematik dan lengkap terutama yang
berkaitan dengan klien yang kecil tanggungjawabnya.
Sulit bagi therapist untuk bersifat netral dalam
situasi hubungan interpersonal.
Terapi menjadi tidak efektif ketika konselor
terlalu non-direktif dan pasif. Mendengarkan dan bercerita saja tidaklah cukup.
Tujuan untuk setiap klien yaitu memaksimalkan diri,
dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit untuk menilai individu.
Sumber
: Corey, Gerald.
2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama
Sunardi
(2008). Psikologi Konseling. Bandung : PLB FIP UPI.